Chicken
Soup Edisi Melihat Berbagai Sisi part 2 “Tim nasyid Nadacapella”
Nasyid Itu
Keluarga (Pipit Nada)
Jika Anda
Percaya, Pikiran Anda Mencari Jalan untuk Melaksanakannya
Nada, tim nasyid muslimah ini, mungkin
sekarang sudah memetik buah pertama dari perjuangan mereka. Tampil sebagai
salah satu juara event nasional, ketika kebanyakan tim muslimah hanyalah
sekedar tim dadakan.
Namun, jalan yang mereka tempuh tidak
mudah. Diawali dari minat Hari, salah satu personil Awan, yang tertarik membina
Nada. Hari mengundangnya untuk mengikuti proses pengujian di sebuah lembaga
syiar binaannya.
“Ya…lumayan,” datar
saja Hari melisan.
Sejenak tiga kepala personil Nada
terdiam. Susah payah menyanyikan “Indahnya Ukhuwah”, memecah suara namun
berharap kaca ruangan tidak pecah karenanya; jauh-jauh datang, 40 kilo dari
kos, dan itu hanya berbalas kata lumayan (daripada lu manyun ^^). Terukir
kembali kenangan 15 April 2011, saat Nada lahir pertama dalam wujud kuartet.
Sedikit sesak, karena formasi itu hanya bertahan satu kali tampil dan akhirnya
menciut menjadi Trio.
Namun,
Allah Maha Baik. Hari tertarik untuk membina Nada. Latihan pun dimulai. Pelan
tapi pasti, suara para personil Nada, yang menurut Pipit Nada, seperti Angsa
nangis mulai naik kelas. Dari TK nol kecil menjadi TK Nol besar dan akhirnya
lulus S2 (waduh, cethar 7 Skala Richter). Selain itu, Nada
pun mendapat tambahan personil.
Tak
selalu manis. Naas, dua personil Nada tidak memiliki motor. Saat kendaraan umum
sepi, mereka terpaksa berjalan kaki pulang dari studio latihan menuju kos yang
berjarak sepuluh kilo. Maklum, kos
sebagian personil Nada sedikit di ujung kota. Anggap saja alasannya demi menghilangkan
penat latihan, he he.
Hal ini tak menjadi masalah, malahan menjadi lelucon mereka yang menggelari
diri sendiri sebagai para wanita perkasa. Walau super akhwat, namun covernya
mereka tetap muslimah sejati. Jangan pernah paksa Nada berjilbab cekek atau bermake up menor, jika tidak
mau dilempar sandal buntung. Keukeuh
mereka menjaga syiar nasyid dengan tetap berpakaian muslimah yang sesuai adab.
Begitu menggebunya mereka mensyiarkan nasyid, selain dengan merilis lagu
“Lihat Cintamu Dulu”, Nada pun rajin mengikuti festival. Tidak hanya di Jawa
Tengah, tetapi diberbagai daerah lain seperti Jogja, Jatim, dan Jakarta.
Tiap satu kebahagiaan tak lepas pula
dari kisah menyedihkan disana. Tepat satu
tahun Nada, kembali seorang personil Nada mengundurkan diri. Namun, tak lama
kemudian datang personil baru. Cerah kembali mendung, manakala saat latihan
perdana dengan formasi baru, salah satu personil Nada mengalami kecelakaan yang
mengakibatkan kedua tangannya patah dan harus di-gips. Seolah belum cukup, personil
baru Nada tidak mendapat restu orang tuanya untuk bersyiar dengan nasyid.
Kayyis, pelatih mereka yang juga personil Sintesa (tim nasyid jebolan
Suara Indonesia Trans TV), membesarkan hati para Nada dengan kalimat ajaib
“Tenang sister. Tim nasyid besar mulainya juga begitu. Sudah biasa
tukar-tukar formasi. Justru ini yang akan membuat kalian kuat,”
Nada pun kembali kuat, sesuai slogan mereka “Akhwat Perkasa”. Mereka
yakin, mereka bisa untuk menjadi besar. Dan tepat 31 Desember, mereka tutup
2012 dengan menjadi salah satu juara Festival Nasional di Jakarta.
Source : Lovita Marcheilla
NB: Nada sekarang berganti nama menjadi Nadacapella. Personil mereka
sekarang adalah Uhtin, Pipit, Papaw, Felsa, Naknung, dan Norma, dimanajeri Hari
dan Kayyis sebagai pelatih. Prestasi yang pernah diraih Nada diantaranya Juara
FN Joglo Semar Jogja, Juara Islamikustik Republika Jakarta, dan Grandfinalis
Festival Muslimah Indonesia. Terakhir, mereka dinobatkan sebagai satu dari
sepuluh munsyid ANN Jateng pilihah pembaca blog ANN Jateng
(annjateng.blogspot.com).