Chicken Soup-nya ANN Jateng Edisi 2 "The Miracle of Love and Pray"
Volume 5: Sholat Jum'at di Hari KamisPenat dengan aktivitas nasyid dan ANN, aku memutuskan untuk pulang ke kos. Lama nian rasanya tak pulang ke sana. Maklum, jarak yang jauh dengan kantor ANN, membuatku lebih sering menginap disana. Hemat biaya angkot he he.
Sejenak kucium aroma kosku. Ah, masih sama seperti yang dulu. Hijaunya masih mempesona diriku. Serangkaian sepatu berjajar manis di rak sepatu, tidak pernah hilang meski dibiarkan begadang di luar kos. Kosku tetap menyenangkan.
Seperti siang-siang lalu, bapak dari ibu kosku asyik duduk di kursi teras kos. Ah, kakek itu sungguh baik. Tetap saja ia lemparkan senyum untuk menyambutku. Kusuguhkan ritual serupa, layaknya seorang cucu pada kakeknya.
Beberapa kata basa-basi mengawali pertemuanku dengannya. Maaf, Kek. Ingin rasanya segera berlalu darinya. Kangen berat dengan kamar nih, batinku. Tapi, sejenak perasaan itu terlupa, kala melihat penampilan Kakek Kos. Ajegile! Rapi amat.
Pakaian kakek itu necis. Berpeci hitam menambah wibawa sang kakek. Keren sangat untuk ukuran kakek-kakek. Aneh. Sepertinya di daerah kosku jarang sekali kondangan di pukul 12 siang. Sumringah tetap ia suguhkan, meski aku tahu matanya resah menunggu sesuatu.
Jelang adzan dzuhur. Setan-setan menghasutku untuk membangkitkan aura kesal. Baru sampai, belum istirahat, eh malah disuruh sholat. Ayo kesal! Kira-kira seperti itulah hasutannya.
Aku sedikit terhasut oleh godaan itu. Ingin rasanya memuaskan dahaga kangenku untuk tidur sejenak di kasur empukku. 10 menit saja. Sayangnya, ekspresi gelisah Kakek Kos seakan menahanku untuk menyegerakan hasrat itu. Membuatku harus bertegur sapa dengannya kembali.
“Ada apa Kek,” kataku berempati.
“Mmmm anu, kok belum ada ya yang pergi jum’atan,” lirih ia berkata. Dipandangnya jalanan depan kos yang terlihat lengang. Hampir aku dibuatnya senam jantung. Waduh, kok aku sampai lupa jika hari ini Jum’at? Batinku dag dig dug. Tetapi sel kelabu otakku meyakinkanku jikalau hari ini bukanlah Jum’at.
“Maaf Kek, sepertinya hari ini bukan Jum’at, kek. Ini hari kamis,” jelaskan seraya tersipu. Ingin sekali kumuntahkan tawa sesegera mungkin. Tapi, sungguh tiada adab jika kulepaskan di ranah Jawa, yang memegang teguh tata krama ini.
“Ya Allah, saya pikir hari jum’at. Padahal, sudah saya nanti dari tadi,” katanya. Ada sedih dalam kalimat itu. Tak bermaksud membunglon, tiba-tiba ada duka menggelayut di mataku. Astaghfirullah. Aku tertegun. Lelaki serenta itu saja sampai mengerahkan persiapan spesial untuk sholatnya. Sementara aku yang masih muda dan enerjik saja, masih berpikir terganggu dengan adzan sholat. Buru-buru aku menuju masjid. Tak ingin menjadi munsyid yang senandung nasyidnya hanya sekedar hiburan.
NB : Buat semua orang yang sering mengajakku untuk sholat, terima kasih ya. Meski belum maksimal, berusaha sholat secepatnya saat tiba waktunya. Ya Allah ampuni hamba. Hamba tidak akan banyak alasan ini itu hanya karena molornya sholat hamba. Hamba saja yang tidak bisa mengatur waktu dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ramada, Iie', Sieben, De Cis, Faza, Awan, N'Fe, Nada, Mahiba, Syahdu, Alief, Majesty, Naufal, I~Five, Trio Baik Hati, Redi. We are ANN Jateng...
Posting komentarmu di bawah ini...^^