Sebenarnya ragu-ragu juga menulis opini cihuy tentang Sintesa. Selain minimnya data yang saya miliki, Sintesa di mata saya ya biasa-biasa saja ( huahahaha, maaf ya mas-mas Sintesa, namanya juga opini). Saya cuma ngefans bassnya ajah. Tapi, berhubung ditantang Papa Era tersayang, ya sudahlah. Saya coba ngulik-ngulik info dan nonton tim ini di yu-tup.
Sebelumnya, mohon dimaafkan jika tulisan saya menyebutkan yang enak-enak sekaligus yang gak enak dari Sintesa. Aku pikir, penulis yang menuliskan hanya yang bagus-bagus aja, tanpa mengungkapkan unek-unek tentang subjek yang ditulis, maka sesungguhnya sang penulis sedang menjerumuskan subjek. Tul gak?
Oke, mulai! Saya mengenal Sintesa sejak tahun 2008. Tapi konon, katanya tim ini berdiri sudah sejak lama. Mulai dari mereka SMP sampai sekarang kuliah, tim dengan nama unik ini tegar berdiri. Selayaknya kebanyakan tim-tim acapella Jogja dan Jateng, tim ini kental dengan sentuhan perkusi.
Indikasi melejitnya pelantun ‘Dzikir Vs Hape’ ini sebenarnya sudah terlihat sejak FNPI 2. Meski menurut saya biasa-biasa saja untuk beberapa hal, Sintesa memberi pembuktian signifikan. Mengembangkan kemampuan double perkusi yang apik ditambah dengan bass mumpuni, Sintesa berhasil menutupi beberapa aspek lain dari mereka yang (dianggap) biasa-biasa saja itu. Konon, katanya mayoritas personil sang bolo-bolo bagus perkusinya. Satu nilai plus, yang tidak dimiliki banyak tim.
Branding gondrong bagus yang dikembangkan sebagian personil cukup menarik kalangan umum mengenal tim ini (Walau harus hati-hati juga. Tapi, biar gondrong tetap sholeh kok, he he). Penguatan citra itu tersirat dalam salah satu lagu tim Jogja ini. Dalam ekonomi (ilmu saya dipake nih), konsep branding ini untuk segmen tertentu oke banget. Sedikit menyentuh konsep marketing blue ocean. Alah, panjang he he. Selain branding, Sintesa juga dikenal kreatif dengan hadirnya game sintesa atau gantungan kunci lucu khusus bagi Sintesa bolo-bolo.
Pembuktian meyakinkan paling mencolok duta Jogja ini adalah berhasilnya wakil zona 3 ini mempertahankan Juara Favorit pilihan nasyid lovers di FNPI 2010, yang semula di pegang Awan. Gelar ini mengindikasikan tim ini cukup digemari oleh nasyid lovers. Pembuktian itu dilengkapi dengan terpilihnya mereka sebagai wakil nasyid di Suara Indonesia. Keseriusan untuk mengharumkan nasyid di ajang ini sampai membawa mereka ke pelatihan kepribadian. Great Job!
Tak ada gading yang tak retak (ya iya donx). (Menurut aye) Perfomance tim ini masih perlu pembenahan serius, terutama dalam hal dramaturgi, koreo, dan gesture tubuh. Ketika saya melihat mereka (baik saat live FNPI 2, maupun di yu-tup), mereka terasa kurang total memberi. Masih seperti bernyanyi untuk dirinya sendiri. Perfom itu memang tertutupi dengan perkusi dan bass yang mantap. Tapi, lebih oke lagi jika itu dibenahi.
Selain itu, pembenahan lain yang perlu (cuma request he he) adalah kemampuan lead vokal dan choir yang masih terasa sangat biasa. Sebenarnya sudah bagus, tapi untuk sekaliber Sintesa yang sudah nasional….. Ehm, Si Bolo-bolo bisa mengukur diri sendiri lah. Dan satu hal yang menggelitik saya (mumpung lagi bahas tim jogja huahaha), Kata munsyid Jogja sendiri, ada kecenderungan antar tim...aduh gimana ya nyebutnya. Analoginya gini, jika sintesa punya sintesa bolo-bolo, tim b punya fans boli-boli, dan si C punya pendukung bili-bili, maka antara bolo-bolo, boli-boli, bili-bili, kadang tidak saling mengenal dan ada sekat. Betul atau tidaknya (semoga tidak), semoga dengan semakin membesarnya Sintesa dapat mempererat ukhuwah di Jogja.
Akhirnya, ayo dukung Sintesa di Suara Indonesia. Kenapa? Karena meski masih diliputi beberapa kekurangan, rasanya pencapaian prestasi dengan usia sehijau mereka patut diberikan apresiasi lebih. Mari kita buktikan jika peduli dengan generasi penerus dakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ramada, Iie', Sieben, De Cis, Faza, Awan, N'Fe, Nada, Mahiba, Syahdu, Alief, Majesty, Naufal, I~Five, Trio Baik Hati, Redi. We are ANN Jateng...
Posting komentarmu di bawah ini...^^