Chicken Soup-nya ANN Jateng Edisi Spesial AWAN
Volume 1: Kisah Hari Awan (Choir 2)
Perkenalkan, ane Hari Nugraha. Panggilan kerennya Nugie. Ane sudah bernasyid sejak SMA. Artinya dari awal sampe sekarang, sudah hampir sebelas tahun berkiprah di dunia ini. Tak heran, meski tampang ane imut (bukan item mutlak lho ya), ane tergolong munsyid yang palinggg tuir umurnya di Awan, bahkan di ANN Jateng sejagat raya. Insya Allah bertahan di nasyid karena dakwah. Bukan bertahan di dakwah karena nasyid, ho ho ho. Amin.
Waktu yang sangat lama itu membuat ane mantap memilih nasyid sebagai jalan hidup. Sama seperti Aris, rekan ANN Jateng yang sama tuanya dengan ane. Jika mantan ketua ANN Jateng itu tergolong cukup mulus dalam berkarir di nasyid, jalan ane sedikit bergelombang.
Dimulai dari bernasyid di SMA dan menjuarai Festival. Waktu itu ane bukanlah kalangan musisi. Pure Rohis. Jangan tanya bisa main alat musik apa, karena ane pasti speechless jawabnya. Tidak ada satupun yang bisa ane kuasai. Hebatnya, ane didaulat menjadi suara dua dalam choir (Kalo suara choir itu do mi sol, ane ngambil suara Mi). Posisi yang sebenarnya lebih cocok bagi mereka yang tahu alat musik, karena lebih peka nada. Tak mau mundur, ane mencoba posisi itu. Caranya, ane dengerin terus lagu nasyid dan fokus di suara duanya. Sampai-sampai kakak kelas bingung. Kok di sebuah lagu, ane bagus suara duanya. Di lagu lain jelek. Jawabannya simpel : ane Insya Allah bagus suara duanya di lagu yang sudah ane dengerin berulang-ulang suara duanya he he. Buat yang belum? Ya sori mayori yah.
Karir ane di nasyid berlanjut di nasyid kampus. Tim pertama ane namanya Suara Pujangga. Bertahan hampir lima tahun dan nyaris mencapai puncak, generasi emas tim itu satu persatu mundur. SP pun terancam bubar. Sangat menyesakkan. Sekian waktu ane bingung harus bagaimana. Tapi, dipikiran ane hanya menyelamatkan SP. Demi kaderisasi, ane mundur dari tim itu dan belajar menjadi pembimbingnya.
Awalnya ane intens di tim Syahdu. Tapi, jalan lain mengarahkan ane ke Awan. Tepatnya saat Awan mulai mencapai puncak, mendadak personil Awan untuk suara dua mundur. Ane didaulat untuk menjadi pengganti. Ane sih pede-pede aja, karena personil Awan yang lain juga gak kalah tuanya he he (jika dibandingkan tim ANN Jateng lain). Namun bergabung di Awan membuat saya stress bolak-balik. Berkali-kali, isu Awan bubar mengguncang. Tapi, karena rahmat-Nya Awan masih bertahan.
Sebuah pencapaian juara FNPI 2 dan membuat album mandiri tercapai di penghujung kepala dua usia ane. Membuktikan meski ane bukanlah musisi atau anak band, hanya pake feeling, ane juga bisa berkontribusi bagi dakwah. Bukan juara FNPI-nya yang penting, tetapi yang penting adalah ketika dengan juara itu ane bisa berdakwah lebih luas. Tak peduli jika Ane sekarang mulai menjelang kepala tiga. Yang penting selama masih bisa berdakwah di sana, ane akan terus menjadi tua-tua kelapa. Makin tua, makin maknyuss santannya he he.
Perkenalkan, ane Hari Nugraha. Panggilan kerennya Nugie. Ane sudah bernasyid sejak SMA. Artinya dari awal sampe sekarang, sudah hampir sebelas tahun berkiprah di dunia ini. Tak heran, meski tampang ane imut (bukan item mutlak lho ya), ane tergolong munsyid yang palinggg tuir umurnya di Awan, bahkan di ANN Jateng sejagat raya. Insya Allah bertahan di nasyid karena dakwah. Bukan bertahan di dakwah karena nasyid, ho ho ho. Amin.
Waktu yang sangat lama itu membuat ane mantap memilih nasyid sebagai jalan hidup. Sama seperti Aris, rekan ANN Jateng yang sama tuanya dengan ane. Jika mantan ketua ANN Jateng itu tergolong cukup mulus dalam berkarir di nasyid, jalan ane sedikit bergelombang.
Dimulai dari bernasyid di SMA dan menjuarai Festival. Waktu itu ane bukanlah kalangan musisi. Pure Rohis. Jangan tanya bisa main alat musik apa, karena ane pasti speechless jawabnya. Tidak ada satupun yang bisa ane kuasai. Hebatnya, ane didaulat menjadi suara dua dalam choir (Kalo suara choir itu do mi sol, ane ngambil suara Mi). Posisi yang sebenarnya lebih cocok bagi mereka yang tahu alat musik, karena lebih peka nada. Tak mau mundur, ane mencoba posisi itu. Caranya, ane dengerin terus lagu nasyid dan fokus di suara duanya. Sampai-sampai kakak kelas bingung. Kok di sebuah lagu, ane bagus suara duanya. Di lagu lain jelek. Jawabannya simpel : ane Insya Allah bagus suara duanya di lagu yang sudah ane dengerin berulang-ulang suara duanya he he. Buat yang belum? Ya sori mayori yah.
Karir ane di nasyid berlanjut di nasyid kampus. Tim pertama ane namanya Suara Pujangga. Bertahan hampir lima tahun dan nyaris mencapai puncak, generasi emas tim itu satu persatu mundur. SP pun terancam bubar. Sangat menyesakkan. Sekian waktu ane bingung harus bagaimana. Tapi, dipikiran ane hanya menyelamatkan SP. Demi kaderisasi, ane mundur dari tim itu dan belajar menjadi pembimbingnya.
Awalnya ane intens di tim Syahdu. Tapi, jalan lain mengarahkan ane ke Awan. Tepatnya saat Awan mulai mencapai puncak, mendadak personil Awan untuk suara dua mundur. Ane didaulat untuk menjadi pengganti. Ane sih pede-pede aja, karena personil Awan yang lain juga gak kalah tuanya he he (jika dibandingkan tim ANN Jateng lain). Namun bergabung di Awan membuat saya stress bolak-balik. Berkali-kali, isu Awan bubar mengguncang. Tapi, karena rahmat-Nya Awan masih bertahan.
Sebuah pencapaian juara FNPI 2 dan membuat album mandiri tercapai di penghujung kepala dua usia ane. Membuktikan meski ane bukanlah musisi atau anak band, hanya pake feeling, ane juga bisa berkontribusi bagi dakwah. Bukan juara FNPI-nya yang penting, tetapi yang penting adalah ketika dengan juara itu ane bisa berdakwah lebih luas. Tak peduli jika Ane sekarang mulai menjelang kepala tiga. Yang penting selama masih bisa berdakwah di sana, ane akan terus menjadi tua-tua kelapa. Makin tua, makin maknyuss santannya he he.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ramada, Iie', Sieben, De Cis, Faza, Awan, N'Fe, Nada, Mahiba, Syahdu, Alief, Majesty, Naufal, I~Five, Trio Baik Hati, Redi. We are ANN Jateng...
Posting komentarmu di bawah ini...^^