Minggu, 16 Januari 2011

CS 1/3: Syahdu - Semangat (Kisah Divisi PR)

Vol. 3 : Semangat (Syahdu)
(Kisah Divisi PR)
(dibalik kesuksesan publikasi FB, Blog, dan media-media ANN, ada sebuah perjuangan besar Divisi PR)

Ruangan PR lengang. Rapat yang direncanakan siang ini berujung gatot alias gagal total. Hanya ada Novan, sang manager PR, disana. Terdiam kosong, seraya mengatur ritme emosinya yang mulai kesal. Tak ada sms atau apapun yang menjadi pemberitahuan ketidakhadiran dari semua staf PR. Sebuah kertas diremas-remasnya sehingga membentuk bulatan bola. Brak! 

Dilemparkannya bola itu hingga membentur dinding. Keras sekali. Sekeras perjuangannya mengalahkan amarah saat ini.

“Aduh maaf ya temen-temen, aku belum bisa fokus di PR,” sepekan lalu seorang staf PR mengeluh untuk kesekian kalinya.

“Gak bisa fokus kok always,” batin Novan. Novan hanya tersenyum. Senyum yang sama seperti pada staf PR yang lain, yang berbicara dengan topik serupa. Kata maaf menjadi tanpa makna, ketika terus-terusan digunakan sebagai tameng ketidakamanahan. Maaf bukan legitimasi bolos amanah terus tau! Ruang emosi batin Novan bicara.


Memaklumi, hanya itu yang bisa dilakukan Novan. Sebagai ketua divisi PR baru, ditengah sejuta kebingungannya dengan job description PR, Novan masih dihadapkan dengan teamwork yang belum solid. Aktivitas lain dari pengurus memang membuat mereka tidak bisa fokus. Tapi kenapa waktu buat ANN terasa sangat sedikit? Sejam seminggu pun belum tentu.

Bunyi printer berderit-derit, mengabadikan tulisan dengan tetesan tintanya. Dipandangnya kertas-kertas yang baru di print. Sia-sia saja deh kayaknya bikin pembagian job ini, batin Novan. Belum apa-apa udah pada gak bisa.

Semilir bayu senja masuk pelan-pelan dari jendela ruang PR. Ruang itu dipenuhi berlimpah fasilitas. Ada komputer dengan fasilitas internet, ada whiteboard, ada rak arsip, ada telepon, ada mading, dekat dengan perpustakaan pula. Tapi entah kenapa ruangan itu begitu minim dengan aktivitas ke-PR-an. Yang banyak malah agenda ngenet pribadi dan nonton TV.

Mungkinkah karena ANN Jateng kebanyakan warna? Mulai dari penyanyi dangdut, solois pop, musikus regae, ahli musik tradisional, rapper sampai dengan munsyid tulen bersatu menjadi orang baik di sana. Mulai dari si gaul gila sampai dengan si hanif impian ada di wadah ANN Jateng. Mungkinkah karena itu? Sehingga staf-staf PR yang hanif-hanif emoh berlama-lama di ruang media. Hati Novan bertanya-tanya

Novan merenung. Entah kenapa setiap pengurus ANN Jateng yang bergelar Manager Divisi pasti terkena penyakit merenung akut. Dia sangat menyadari tidak setiap saat suasana ANN begitu Islami. Tapi, itulah riil kehidupan.

“Kenapa sih kita harus menunggu orang berubah untuk menjadi Islami tanpa berbuat apa-apa? Kalo ada yang gak pas, kenapa gak diluruskan dengan cara yang baik?” tanya hati Novan

Batin Novan masih risau. Kemarin dia ditegur oleh manajer yang lama. Sudah lama sekali Facebook, blog, FS, dan email ANN Jateng menjomblo tanpa ditemani informasi-informasi ANN.

“Apa salahnya sih kalian meluangkan waktu beberapa menit untuk update status, cek email, dan memperluas jaringan. Kalo ada info-info penting yang terlewatkan, kalian yang paling bertanggung jawab,” tegur pengurus itu pada Novan.

“Tapi, Mas,”

“Gak ada tapi-tapian. Lakukan dan jangan mengeluh,” kata pengurus itu lagi. Tak dibiarkannya Novan memberi alasan. Uh, pusing!

Ayo bergerak! Novan melecutkan semangatnya sendiri. Dibukanya Facebook ANN Jateng. Ada Satya PR dan Fida PR yang ternyata lagi online. Belasan permintaan teman menghampiri Facebook ANN Jateng. Perlahan diketiknya info-info terkini ANN di ruang status jejaring sosial itu. Ternyata gak butuh waktu lama ya, batin Novan.

“Assalamualaikum. Khaifa haluk, Pak. Afwan telat. Saya sudah bikin buletin. Bagaimana buletin ini menurut bapak?” tiba-tiba diujung waktu rapat Ninin masuk ke ruang PR sambil menyerahkan draft buletin. Novan memeriksa buletin itu.

“Nice, jazakillah ya, Nin. Tapi kurang bla bla bla deh” Kata Novan membesarkan. Ninin mengangguk

“Gak jadi rapat, Pak?”

“Jadi dong. Dari tadi saya udah melakukan aktivitas rapat. Udah bla bla bla...Malah saya sudah memprintkan job description kita bulan depan, saking lamanya menunggu,” jawab Novan tersenyum ceria. MC handal itu memang pintar memainkan raut muka, menutupi hatinya yang kesal. Ninin menjadi salah tingkah.

Tak berapa lama Ninin dan Novan terlibat diskusi seru tentang public relations. Mulai dari kerjasama dengan televisi, radio, buletin, sampai dengan jejaring dunia maya semacam facebook dan blog dibahas.

Dari ruang lain terdengar bersin disertai suara ingus yang meler. Sepertinya suara itu berasal dari ruang C.E.O.

“Rapat hari ini segitu dulu. Btw, bentar ya, Nin. Aku ke ruang C.E.O. Tolong buletin ini direvisi dulu,” kata Novan. Meninggalkan akhwat berwajah oval itu merevisi terakhir buletin ANN. Novan segera menuju ruang C.E.O. Tampak Aris yang sedang flu sibuk memandangi laptopnya.

“Sibuk apa Pak?”tanya Novan sambil menawarkan tisu pada Aris

“Ah cuma mem-plan pemasaran tim ANN beberapa bulan ke depan kok. Ni aku habis coaching marketing sama seorang trainer,” jelas Aris. Novan tersenyum. Dipandangnya ketua di depannya, yang bobot badannya makin susut beberapa bulan ini. Pasti susah banget tugas Pak Aris. Udah mencari job, melatih divisi marketing, memantau Diklat dan lain-lain, batin Novan. Seringkali ketua itu harus sendirian jemput bola job ke instansi-instansi.


“Masih semangat Pak?” tanya Novan pada Aris

“Yuk yak yuk. Pastinya!” jawab Aris mantap sambil menyetel lagu Semangat Syahdu. Lagu yang mengantarkan Syahdu menjadi salah satu pemenang regional FNPI 2 itu mengalun indah.

Novan masih berdiri di ruang C.E.O. Aris yang melihat tampak keki.

“Ada apa lagi, Mas Novan?”

“O ho ho ho nggak Pak. Saya cuma lagi asyik mendengar suara tim Awan di studio latihan dari sini. Kok kedengeran ya Pak?”

“Ya iyalah he he. Ruang C.E.O kan strategis. Saya bisa memantau semua kejadian di ruang lain. Di ruang PR saya tahu kamu cemburut. Diruang kostum saya tahu ada Adies manager Awan yang lagi sibuk Di ruang tamu ada Ikhwan HRD yang lagi sibuk bikin kegiatan buat motivasi keluarga ANN” ujar Aris memperomosikan ruangannya.

“Wah pada sibuk ya Pak?”

“Iya. Ini Akief dan Nining divisi marketing lagi turun ke lapangan. Cari Job buat tim-tim kita. Mudah-mudahan dapat ya,” harap Aris. Mata yang sedikit berkantung memperlihatkan binar harap yang besar.

“Bapak pastinya capek ya?”

“Saya gak capek. Cuma butuh sedikit istirahat,” ujar Aris. Bahasa psikologi banget, batin Novan. Kalo temen-temen Divisi yang lain semangat, kami juga harus semangat, tambah batin Novan lagi.
Novan buru-buru ke ruangannya kembali. Disana masih ada Ninin yang sibuk dengan program Coreldraw, berusaha membenarkan layout buletin ANN Jateng. Novan mengambil selembar kertas dan pulpen. Dia menulis artikel bertopik kenasyidan di atas kertas itu. Semangat sekali, sehingga tanpa terasa artikel itu sudah selesai dibuat.

“Ternyata melakukan action lebih mudah daripada mengeluh ya Nin” kata Novan. Ninin tersenyum.

“Iya Pak,”

“Menyesal aku. Membiarkan mengeluh menghabiskan energi, yang seharusnya bisa aku pake buat yang lain,”

Dering SMS terdengar dari HP Novan. Lelaki berambut bagus itu segera membuka isi pesan di HP nya.

“Asw. Maaf aku gak bisa datang rapat PR. Aku bla bla bla. Pekan depan kayaknya juga sibuk bla bla bla,” Sebuah SMS masuk ke inbox HP Novan. Dengan santai, Novan membalas SMS itu. Dia sudah tidak peduli lagi dengan kondisi yang ada. Yang penting kerja memperbaiki kondisi.

“Tetap semangat kan Nin?”

“Insya Allah Pak”

Tek! Novan memencet tombol kirim di HP nya. Hanya 15 karakter balasan SMS Novan

“OK SIP. SMANGAT!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ramada, Iie', Sieben, De Cis, Faza, Awan, N'Fe, Nada, Mahiba, Syahdu, Alief, Majesty, Naufal, I~Five, Trio Baik Hati, Redi. We are ANN Jateng...

Posting komentarmu di bawah ini...^^