Minggu, 16 Januari 2011

CS 1/1: Naufal - Allah Dekat (Kisah Pengurus Harian)

Vol. 1 : Allah Dekat (Naufal)
(Kisah Pengurus Harian: CEO, General Manager, Bendahara, Sekretaris)

Ruangan C.E.O hening. Namun sedikit nuansa murung mencoba menginformasikan kondisi di dalam ruang C.E.O kepada telinga-telinga di ruangan lain.

“Wahyu, saya minta maaf karena kemarin-kemarin belum bisa berbagi pencatatan pemasukan keuangan dengan kamu. Soalnya saya tidak tahu apa yang mau dicatat sama kamu,” pelan Aris, C.E.O ANN Jateng, itu berkata. Tak berapa lama kemudian, dia memperlihatkan beberapa lembar kertas pada Wahyu. Bendahara baru itu mengambil kertas, yang ternyata catatan keuangan ANN. Wajah Wahyu sontak memerah. Deratan angka minus berputar-putar gembira seperti penari turki di kertas itu. Tak peduli dengan denyut-denyut pusing pengurus harian yang melihatnya.

Aris menarik napas dalam-dalam. Masalah lembar rupiah menjadi algojo bagi ANN Jateng sekarang. Beberapa pekan lalu, tagihan sewa kantor menjadi algojo keuangan ANN. Sekarang algojo itu berganti shift dengan tagihan internet, listrik dan lain-lain, yang siap meregangkan nyawa ANN Jateng kapan saja. Seperti belum cukup algojo, masalah keuangan open recruitment algojo baru. Kali ini demo tersirat para munsyid binaan, karena sistem pembagian pendapatan antara munsyid dan ANN sebesar 50 : 50, yang mendaftar. Belum lagi biaya recording, uang transport buat Syahdu dan Awan ke Jakarta. Seandainya ANN ada di dunia kartun, maka kepala Aris sudah dipenuhi burung-burung yang berotasi disana. Penat. Pusing. Angan Aris mulai menelusuri masa lalu.


“Bro, para munsyid masih enak. Masih dapat gajian. Tapi, saya yang nyari job dan ngurus ANN gak dapet apa-apa lho. Kita nikmati dulu perjuangan ini. Sabar ya,” lisan Aris mencoba menenangkan para munsyid beberapa waktu lalu.

“Pak...,”

“Iya...ada apa Yu?” tersontak Aris menjawab. Mencoba kembali dari lamunan ke dunia nyata.

“Pak Aris, saya minta maaf. Saya benar-benar tidak menyangka kondisi keuangan kita seperti ini,” terbata Wahyu berkata. Aris tersenyum. Psikolog itu berusaha tenang seraya meyakini Allah itu dekat. Dia yang akan membantu ANN lepas dari jerat hutang. Sabar ya, hati Aris mencoba menenangkan. Selepas Wahyu, akan ada Dita sang bendahara, Alief Diklat, para manager tim, atau mungkin Toil General Manager yang akan memuntahkan masalah ANN padaku, batin Aris. Aku harus menyimpan energi, hatinya mencoba menguatkan kembali.

Firasat itu terwujud. Satu-satu pengurus ANN mulai berkeluh kesah, menambah daftar panjang masalah ANN, selain masalah keuangan. Mulai dari prahara tim, silang pendapat internal divisi, sampai isu mundur pengurus.

Lelaki berkulit putih itu kian penat. Tak jarang dia membasuh tubuhnya dengan wudhu. Hidup tanpa masalah bukan hidup namanya. Disandarkannya tubuhnya di kursi kayu C.E.O. Sebuah SMS yang ia kirimkan untuk motivasi karyawannya tereka kembali.

“Jangan terpaku pada penyesalan masa lalu Jangan melihat masa depan dengan cemas, bimbang, dan takut. Hidup adalah saat ini. Lakukan yang terbaik...=)

“Bila Anda memiliki waktu untuk mengeluh, pasti ada waktu untuk bekerja keras menghilangkan sumber keluhan itu. Yang genting muncul karena kita abaikan yang penting.”

Bismillah. Perlahan jemari Aris mulai berdansa di hamparan tuts huruf laptop. Daripada penat mikirin uang, mending nyelesain masalah lain dulu, pikir Aris. Dikumpulkannya semangat yang tadi berserakan. Dia mulai menuliskan rancangan target dan desain ANN di tahun 2010. Sejenak masalah-masalah keuangan ANN dilupakan. Rasa penat masih mencoba menggoda. Tapi, lelaki besar itu berusaha in focus.

Kring...bunyi telepon berkicau. Menghentikan sejenak aktivitas Aris. Sayup terdengar suara bariton disana.

“Halo Pak Aris? Kami dari Dinas Pariwisata bermaksud mengkonfirmasi kebenaran pengajuan proposal permohonan bantuan dana dari ANN Jateng.”

“Iya benar. Kita mengajukan proposal itu.”

“Selamat Pak. Proposal bapak kami setujui,” Informasi penelepon itu seketika menebarkan aura kegembiraan di kantor ANN.

Alhamdulillah, lirih lidah C.E.O itu menyenandungkan lafaz kegembiraan. Satu masalah terselesaikan. Setidaknya masalah keuangan tidak akan menghantui beberapa bulan ini.

“Pak Aris,” tiba-tiba Firto datang, menjadi tamu ruang C.E.O yang kesekian kalinya. Aduh gawat, belum sempat merasakan kesenangan, berita masalah datang lagi, batin Aris. Bukan barang baru, jika Firto sering membawa berita-berita evaluasi tim yang berwujud masalah.

Tanpa ba bi bu, pemuda berwajah oriental itu segera menumpahkan semua informasi ke hadapan Aris. C.E.O itu mendengarkan dengan seksama. Tak berapa sebuah lengkung U terukir di wajah Aris. Senyum yang manis sekali. Alhamdulillah, lisan Aris mengucapkan kata itu lagi. Berita kesuksesan rekaman beberapa tim ANN dan manajer-manajer baru bagi tim-tim ANN menjadi berita Firto kali ini. Berita yang indah. Bukti bahwa Allah itu dekat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ramada, Iie', Sieben, De Cis, Faza, Awan, N'Fe, Nada, Mahiba, Syahdu, Alief, Majesty, Naufal, I~Five, Trio Baik Hati, Redi. We are ANN Jateng...

Posting komentarmu di bawah ini...^^