Minggu, 16 Januari 2011

CS 1/4: Mahiba - Jadilah Juara (Kisah Divisi Project)

Vol. 4: Jadilah Juara (Mahiba)
(Kisah Divisi Project : Hari Awan, Azmi The CS, Adiwan Syahdu, Adies Awan, dan Dyah SP)

“Diantara kalian, kayaknya aku deh yang paling sedikit kontribusinya buat ANN Jateng,” keluh Hari pada Firto seraya menyebutkan nama-nama pengurus ANN, yang dianggapnya paling berjasa. Lelaki oriental itu hanya diam mendengarkan curhat manager divisi project itu.

“Tapi bulan-bulan kemarin kan divisi project menjadi divisi paling produktif, lho,” ujar Firto menenangkan

“Kata siapa? Kamu ngejek ya?”

“Banyak kok pengurus ANN yang bilang gitu,”

“Amin lah kalo gitu,”


Hari menghela napas. Entah kenapa dia selalu merasa paling sedikit kontribusinya di ANN Jateng. Bulu kuduknya seakan merinding jika mendengar sepak terjang Aris, Alief, Firto, yang sering ia juluki segitiga ANN Jateng. Belum lagi dengan nama lain seperti Novan, Hans, Kiki, Akief atau Nining yang kian melesat prestasi kerjanya.

“Kamu hebat Fir, gak kayak aku.”

“Aduh, mulai lagi deh. Nggak kok, bapak hebat. Bertahan sepuluh tahun di dunia nasyid merupakan sebuah prestasi luar biasa, Pak.” Ujar Firto. Dia sama sekali tak menyangka orang sehebat itu bisa down.

“Aku sedih, Fir. Kemaren aku dibilang sebagai pribadi dengan kemampuan separuh-separuh. Kualitas menyanyi separuh. Kualitas musik separuh. Kualitas melatih separuh. Apalagi mengorganisasi nasyid...., juga hanya separuh. Tidak total seperti kalian.” Manajer Project itu berbicara dengan nada getir

“Aku merasa belum mampu memimpin Project...”

“Aku takut...., aku takut tidak dibutuhkan lagi di ANN. Padahal, aku cinta banget sama dunia nasyid,” kelu lidah Hari memberanikan diri mengungkapkan salah satu ketakutan terbesarnya.

Firto makin terdiam. Perbendaharaan katanya meluap sudah. Sepertinya menjadi pendengar yang baik akan pas di momen ini, batin Firto.

“Besok rapat project. Mudah-mudahan sukses ya,” Hari berharap. Firto mengangguk tanda setuju.

* * * * * *

Rapat project sudah akan dimulai. Hari masih di ruang divisi PR. Adies sudah menunggu resah di ruang rapat. Molor! Lama! Batin Adies. Sementara itu, Adiwan masih di luar ruang rapat. Azmi menemaninya. Malas masih menyelimuti hati Adiwan. Apa pasal? Ternyata hanya masalah ringan. Penyebabnya karena Divisi Project dijuluki power ranger disebabkan jumlahnya yang berlima dan beragam tim nasyid. Kayak anak kecil aja, batin Adiwan saat mendengar kata power ranger.

“Ranger Hitam, ayo rapat!” ajak Adies pada Azmi yang masih di luar. Mendengar kata ranger, tekanan darah Adiwan langsung naik. Spontan dia masuk ruangan rapat.

“Ini rapat project atau rapat ranger?” tanya Adiwan

“Rapat ranger,” jawab Adies dengan polosnya.

“Ya udah! Aku gak ikut rapat kalo begitu. Aku kan divisi project, bukan power ranger,”ujar Adiwan bercanda. Adies terdiam. Tanpa ba bi bu, dengan berurai air mata, Adies menghambur keluar dari ruang rapat.

* * * * * * * *

Adies masih menangis sesegukan di teras ANN Jateng. Tak dipedulikannya ajakan Dyah untuk mengikuti rapat. Bukan karena candaan Adiwan dia menangis. Ternyata divisi project yang menurutnya tidak gesit adalah penyebabnya. Puncaknya kebetulan pada bercandanya Adiwan itu. Dia kesal dengan semua staf project.

“Astaga! Mbak Adies ada apa?” tanya Akief Marketing. Kebetulan dia baru saja rapat koordinasi dengan Firto. Putus cinta kah? Gak mungkin, Mbak Adies kan akhwat yang baik, batin Akief.

“Bang...., Mba Adies nangis,” panggil Akief pada Firto.

“Lho Dek Adies kenapa?” tanya Firto. Adies hanya menggeleng. Firto memberi isyarat agar Akief membawa Adies ke ruang perpustakaan dan mengunci ruang itu agar tidak ada ikhwan yang tahu ada akhwat menangis. Buru-buru dia membeli teh hangat. Dari kejauhan dia masih sempat melihat Hari memimpin rapat dengan serius. Bangga ia.

* * * * *

“Aku kesal bang sama divisiku. Kacau banget Project,” curhat Adies pada Firto pasca tragedi menangisnya tempo Hari

“Aku sebenarnya pengen curhat sama Babe Aris. Tapi, gak enak. Dia kayaknya udah kecapekan banget ngurusi ANN. Aku takut dia sakit,” ujar Adies mencoba bijak. Firto hanya keki. Dengan curhat Adies ini, dia akan mendapatkan versi yang kembali berbeda tentang divisi project. Entah kenapa banyak pengurus ANN yang senang curhat sama Firto. Tomy, personil The CS, sampai menjulukinya Mister Tarik Ulur karena kepintaran Firto membuat kondisi orang lain sesuai yang dia inginkan. Duh jadi gak enak, tahu banyak tentang divisi lain, batin Firto.

Adies melanjutkan curhat. Curhat itu panjang. Lebih panjang dari tali jemuran di ANN. Tapi berhubung sifatnya rahasia, jadi curhat itu tidak dipublish di chicken soup ini ^^. Firto hanya diam mendengarkan, sambil memberi komentar sesekali. (Sebenarnya dia hanya mempraktekkan gaya C.E.O nya- Aris sang psikolog- ketika menghadapi kliennya). Curhat panjang itu berakhir dengan kelegaan. Seperti curhat Hari Project ke Firto.

“Dek, kadangkala rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri. Kalian menganggap divisi kalian jelek. Padahal, orang luar menganggap kalian cukup sukses lho. Lihat kondisi divisi Diklat, Divisi PR, atau Divisi HRD,” pelan Firto mulai memberi sugesti positif pada Adies tentang divisinya



Ruang perpustakaan ANN...

Hari terdiam di ruang perpustakaan. Sebuah buku di meja Aris menarik perhatiannya tadi. Judulnya Menjadi Outlier, yang artinya menjadi pihak yang berani membuat gebrakan diferensiasi. Aku memang punya kemampuan yang belum total, tapi tidak semua orang bisa memiliki banyak kemampuan sepertiku, batin Hari. Aku pasti bisa berdiferensiasi dan membuat project sukses dengan diferensiasi itu. Alief ya Alief, Firto ya Firto, Hari ya Hari, batin Hari tersenyum.

Ruang Tamu ANN...

Adies terdiam di ruang tamu. Menyusun rencana project adalah agendanya. Tinggal sebulan lagi divisi ini akan ada, batin Adies. Divisi kami pasti bisa menjadi juara

Ruang kamar di sebuah Wisma Putri...

Dyah terdiam di kamarnya. Tangannya menari di hamparan tombol HP nya. Sebuah SMS motivasi siap ia kirimkan buat seluruh personil Divisinya. Bismillah. Harus ada perubahan di Project, batin Dyah

Di jalanan...

Azmi dan Adiwan terdiam saat mengendarai motor. Meski aku sibuk, aku pasti ikut jika project ada kegiatan, batin Adiwan. Sementara itu, Azmi mengendarai motor dengan tenang. Di dalam tasnya terselip buku-buku motivasi untuk memacu semangatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ramada, Iie', Sieben, De Cis, Faza, Awan, N'Fe, Nada, Mahiba, Syahdu, Alief, Majesty, Naufal, I~Five, Trio Baik Hati, Redi. We are ANN Jateng...

Posting komentarmu di bawah ini...^^