Minggu, 16 Januari 2011

CS 1/5: The CS - Mama Bunda Ummi Apapun Namanya (Kisah Divisi Marketing)

Vol. 5: Mama Bunda Ummi Apapun Namanya (The CS)
(Kisah Divisi Marketing : Akief, Nining, Hendro, Uki)

Akief merenung. Seperti yang terinfo di chapter 3, Manager Divisi di ANN Jateng semuanya terkena penyakit merenung akut, termasuk manager marketing ini. Pelan-pelan jemarinya menari diatas keypad HP. Sebuah sms untuk Aris, C.E.O ANN, dituliskannya:

"Asw. Pak, kyknya ak plu share deh .Jam 2 Hbs ak keliling cari job. Bs?"

Marketing itu penting buat ANN. Kalo BPH ayahnya, divisi marketing adalah ibu dari ANN. Tanpa marketing, ANN akan sulit melunasi biaya operasional. Rangkaian kalimat itu susah payah memberi semangat pada Akief. Tapi entah kenapa malas lebih berarti ketimbang kalimat motivasi klasik itu. Rasanya susah banget hidup di dunia marketing. Berbagai penolakan job sudah kenyang Akief rasakan. Makan hati makan hati! Kesal batin Akief.


Duh, kok gak dibalas-balas ya, resah mulai berkecamuk dalam hati Dara berjilbab gede ini. Padahal, aku butuh motivasi sekarang ni, keluh batin Akief. Dipeluknya boneka kura-kura berbulu lebat (aneh ya?), pemberian dari tim nasyid The CS dan Syahdu padanya. Khayalnya mulai mengembang kesana-sini, yang berujung pada komparasi dirinya dan Ninieng, teman satu divisinya di Marketing ANN.

Siapa yang tidak kenal kepiawaian Ninieng? Gigih, energik, dan pintar ngomong. Perempuan ini begitu terkenal karena bakat marketingnya. Kadang rasa tidak pede mengerogoti Akief jika sudah bekerjasama dengan Nining. Seolah belum cukup, baru-baru ini Ninieng mendapat beberapa proyek bagus bagi ANN Jateng. Sebel ia. Tiba-tiba wajah Nining berubah menjadi monster yang berusaha melahapnya hidup-hidup.

“Astaghfirullah. Kok aku berkhayal tingkat tinggi ya? Nining kan sahabatku,” kata Akief pada dirinya sendiri

“Nining memang hebat, tapi ada kelebihanmu yang tidak dipunyai Nining. So, teruslah bekerjasama dengannya,” sebuah nasihat hebat dari seorang munsyid ANN mengingatkannya kembali

Bersama seorang Mama Bunda Ummi....apapun namanya....! Ringtone M.B.U The CS di HP mengagetkan Akief. Mudah-mudahan telp dari orang ANN, harap Akief.

“Selamat siang, ini Mbak Akief betul?”

“Oh iya saya sendiri Pak,”

“Begini Mbak, kita mau menyampaikan jika tawaran Mbak mengenai tim nasyid ANN pada acara pengajian kami di instansi ABC tidak bisa kami penuhi. Kami sudah mengundang artis XYZ untuk mengisinya,”

Duar! Informasi itu menjadi mimpi buruk kesekian kali bagi Akief. Yah gagal lagi deh,
“Oh iya, Pak tidak apa-apa. Kami doakan semoga acaranya sukses ya Pak,”



Malam indah. Suasana gathering di sebuah hotel eksklusif tampak riuh. Penampilan Syahdu di hotel tersebut benar-benar memukau penonton. Suara biola dari tim tersebut membius penonoton dalam kekaguman. Akief yang ditugasi C.E.O ANN untuk menyebarkan pamflet pemasaran ANN Jateng pun ikut terpana. Padahal, dia sudah sangat sering melihat penampilan tim Syahdu.

“Bagus banget ya Mbak, tim nasyid kalian,” seorang ibu yang duduk satu meja dengan Akief disana berkomentar riang.

“Kalo bagus, kok gak tepuk tangan Bu?”

“Ah sayang banget. Saking bagusnya, lebih baik saya mendengar suara nasyidnya daripada riuh tepuk tangan,”

Akief hanya tersenyum mendengarnya. Mudah-mudahan banyak yang tertarik mengundang tim nasyid, harap batin Akief. Sebelum Syahdu tampil, Akief sudah menaruh pamflet pemasaran bikinan Hendro Marketing di meja-meja tamu undangan gathering.

“Demikianlah penampilan dari Syahdu. Dan dengan berakhirnya lagu tersebut, berakhir
pula acara kita pada malam ini. Saya MC beserta bla bla...” suara lantang MC mengakhiri acara gathering itu.

Satu persatu undangan meninggalkan aula hotel itu. Beberapa diantaranya menyalami Akief atas penampilan tim ANN yang bagus. Akief tersenyum senang. Tapi senyum itu tidak awet. Manakala ia melihat meja-meja tamu undangan, raut wajahnya berubah sedih. Di meja-meja itu masih banyak berserakan pamflet-pamflet yang tidak dibawa oleh tamu undangan. Beberapa diantaranya terjatuh dan terinjak petugas cleaning service hotel. Beberapa yang lain sudah berubah wujud menjadi kapal-kapalan atau burung-burungan.

Satu-satu air mata Akief berguguran. Kesal. Siang tadi, dia baru saja mendapat penolakan terhadap proposal tim nasyid yang diajukannya. Malam ini dia malah menyaksikan pamflet pemasarannya dihambur-hamburkan.

“Bunda kenapa?” Tanya Dudu, salah satu personel Syahdu, pada Akief. Bunda adalah panggilan kesayangan Akief. Mata Dudu yang bulat mengerjap-ngerjap polos.

“Gak papa, cuma kemasukan debu,”

“Bohong. Pasti karena banyak pamflet yang dibuang-buang aja sama penonton kan?” Tanya mahasiswa berperawakan seperti anak Es Em Pe itu lagi. Akief mengangguk.

“Gak papa Bun. Santai aja. Bunda, kita tetap berterima kasih kok ma Bunda. Bunda Akief sudah mau bantu pemasaran tim-tim ANN.”

“Tapi banyak gagalnya,” potong Akief.

“Gak Gagal kok, Cuma belum berhasil aja,” Hibur Dudu. Tumben banget dia bersikap dewasa.

“Ya...itu gagal namanya”

“Sudahlah. Sabar, Bun. Yang penting udah usaha. Allah itu melihat perjuangan kita justru dari usaha kita, Bun.

Akief mulai tersenyum lagi. Astaghfirullah, batin Akief beristighfar

“Mending kita kumpulkan lagi Pamflet-pamflet yang tidak disimpan. Siapa tahu bisa buat besok-besok,” Ajak Dudu.

Akief mengangguk. Dengan sigap tangannya mengambil kembali pamflet-pamflet yang tidak terpakai. Malam mulai mengelam. Tapi semangat Akief kian cerah. Go marketing go!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ramada, Iie', Sieben, De Cis, Faza, Awan, N'Fe, Nada, Mahiba, Syahdu, Alief, Majesty, Naufal, I~Five, Trio Baik Hati, Redi. We are ANN Jateng...

Posting komentarmu di bawah ini...^^